............................................"SELAMAT DATANG DI BPK KEDUNGWUNI JL.RAYA TOSARAN NO.03 KEDUNGWUNI - PEKALONGAN 51173"............................................

Rabu, 20 Maret 2013

Indonesia Berkebun Pengobat Urban Stress



13002837791165840762





















stress?
Sering mengalami tekanan pekerjaan yang membuat stress ? Bingung mencari tempat untuk anak bermain ? Bosan menemani anak ke Timezone atau tempat permainan sejenis ? Atau ingin menghabiskan akhir pekan dengan cara yang menyenangkan ? Mungkin “Indonesia Berkebun” adalah solusinya.

anak-anak hanya bisa bermain di mall
Indonesia Berkebun digagas oleh Ridwan Kamil sang Winner of International Design Competition  dengan konsep Ekologi, Edukasi dan Ekonomi.  Dimana setiap individu, apakah dia bapak, ibu, anak-anak atau lajang mengambil peran dalam suatu komunitas dan mengisi peran tersebut sesuai kemampuan dan kompetensinya sehingga kegiatan komunitas selalu positif, kekeluargaan dan bermanfaat.
Contoh Indonesia Berkebun yang sudah berjalan di  Jakarta yaitu di Grogol dan Springhill.  Bandungpun  sedang merintis  Bandung Berkebun yang akan mulai tanam pada tanggal 15 Mei 2011.
Pelaksanaannya cukup mudah, mungkin melalui obrolan dengan teman sekantor, teman sekolah atau jejaring sosial seperti twitter dan facebook akan diketemukan lahan tidur yang menganggur karena pemiliknya belum punya ide atau dana untuk membangun.
Jumlah anggotanya?  Suka-suka!  Sesuai kesepakatan. Demikian juga dana awal yang dibutuhkan untuk menggarap tanah yang semula pastinya tidak terawat sehingga membutuhkan pekerja khusus. Tetapi dengan berjalannya waktu, penyandang dana khusus mungkin tidak dibutuhkan karena akan tercukupi dari iuran  anggota. Iuran anggota tersebut dibutuhkan untuk menggaji tukang (dinamakan perawat kebun) yang bertugas merawat kebun sehari-hari, misalnya menyiram tanaman atau merawat tanaman ketika pada waktunya berkebun anggota komunitas tertentu berhalangan hadir.
Skema urban farming dari Indonesia Berkebun sebagai berikut :
13002827932139794404
  • Sponsor : Pemberi pinjaman lahan dan / atau Pemberi dana untuk penggarapan tanah awal, pembelian benih, alat-alat berkebun (sesuai kesepakatan)

  • Wali Kebun : Individu yang bertanggungjawab sebagai kordinator. Orang tersebut mempunyai kompetensi di bidang pertanian maupun tidak . Ya, namanya juga komunitas, pemilihan wali kebun benar-benar demokratis karena dia tidak digaji (istilah kerennya : social worker).

  • Perawat kebun. Seorang pekerja (bisa paruh waktu) yang bertugas menjaga lahan. Khususnya ketika lahan baru ditanami sehingga membutuhkan perhatian ekstra.

  • Komunitas. Suatu keluarga utuh maupun lajang yang mempunyai kepedulian berkebun tetapi tidak mempunyai lahan di pekarangannya.
Indonesia Berkebun harus memenuhi 3 konsep yaitu :
1.    Ekologi.  Mungkin ingatan  anak-anak mengenai  bermacam-macam bentuk  daun, berbagai jenis akar, nama bunga dan bagian-bagiannya, nama buah dan bagian-bagiannya hanya sebatas hafalan di Sekolah Dasar. Tetapi apa  manfaat cacing yang hidup di tanah dan rantai makanan yang terjadi mungkin mereka lupa. Bahkan jangan-jangan mereka berpikir bahwa sudah seharusnya burung hidup di dalam sangkar !
2.    Edukasi. Selain pelajaran biologi diatas, anggota komunitas juga bisa menamai kavlingnya  berdasarkan nama kota, nama pulau atau nama negara. Sehingga ketika si anak A (misalnya mempunyai kavling Pulau Jawa) kemudian  pergi ke kavling temannya B (Pulau Sumatera), dia akan menemui plang tulisan  berisi nama kota lain atau nama sungai , nama danau atau bahkan nama selat  yang harus dilewati ketika seseorang menyeberang pulau.
3.    Ekonomi. Merujuk pada hasil akhir berkebun yang sukses, pastinya panen akan berlimpah  apabila dibawa pulang ke rumah. Karena itu mungkin pembicaraan awal berupa perbedaan jenis tanaman disetiap kavling akan sangat berguna. Kalaupun tetap berlebih, hasil panen bisa dijual dengan dititipkan  pada tukang sayur.
Sebetulnya banyak individu yang sudah mempraktekkan urban farming, diantaranya Bapak Solihin GP (mantan Gubernur Jabar), Bapak Supardiyono Sobirin ( pakar  DPKLTS yang mempunyai workshop di jalan Alfa nomor 92 Bandung dan terkenal dengan blognya Sampah diolah menjadi berkah, Bapak Mubyar Purwasasmita, Ketua Harian DPKLTS dan pengajar Tehnik Kimia ITB yang  tidak pernah lelah memberi penyuluhan bagi yang mau bertanam padi dengan metode  SRI (System of Rice Intensification) dan terbaru adalah Bapak Iwan Sulanjana (mantan Pangdam III Siliwangi) yang ditengah kesibukannya meluangkan waktu bereksperiman menanam padi dengan metode SRI dengan menggunakan kantung plastik (kresek) bekas sebagai pengganti polybag.
Dalam waktu dekat DPKLTS akan menerbitkan buku tentang urban farming karena paradigma lama masih melekat dimana tanah harus diberi pupuk NPK yang harus dibeli di toko pertanian. Kemudian tanaman harus disemprot pestisida beracun  untuk mengusir hama.
Padahal semua kegiatan kebutuhan berkebun dapat ditemukan disekeliling kita. Tanpa mengeluarkan dana ekstra. Misalnya campuran air beras dan terasi bisa menjadi mikroorganisme lokal yang mengaktifkan tanah (semacam EM4 yang dijual di pasaran, tapi tidak dianjurkan dengan berbagai pertimbangan). Pupuk cair dan kompos pun bisa dibuat sendiri sehingga anggota komunitas tidak usah membeli, bahkan anak-anak bisa belajar proses kimia dan lingkungan hidup secara langsung.
Untuk mengusir hama tanaman ? Ada ! Mulai dari tembakau, jambe, hingga daun tomat, cabe dan bawang putih.
Hasilnya ? Tanaman yang sehat (sering juga disebut tanaman organik) dan panen dua kali lebih banyak dari biasanya. Yang pasti, anak-anak bisa bermain dengan leluasa tanpa takut terpapar pestisida yang beracun.
Ada keunggulan lain dari berkebun yaitu berolah raga. Hanya dengan berkebun, kita dapat membakar 63 kalori per 10 menit. Padahal kegiatan berkebun  seperti memangkas tanaman, membersihkan gulma, menyiram tanaman dan memberi pupuk, jarang menghabiskan waktu hanya 10 menit. Minimal 1 jam kita gunakan untuk berkebun, itu artinya kita sudah membakar 378 kalori.
Berkebun, selain menjadi kegiatan relaksasi juga dapat melatih otot-otot kedua lengan,pinggang  punggung dan bagian paha menjadi kuat serta meregangkan otot-otot panggul.
Jadi, tunggu apalagi ? Segera hubungi rekan-rekan yang mungkin tertarik dengan ide Indonesia Berkebun. Tidak usah sungkan karena Ridwan Kamil tidak menetapkan
system franchise untuk gagasannya.

Sumber :http://green.kompasiana.com

Rabu, 09 Mei 2012

Manfaat Rumput Teki untuk Kesehatan


Beragam Khasiat dan Resep Rumput Teki.  Belum banyak orang yang menengok kekayaan obat tradisional di sekitar kita, padahal jika kita menengok pekarangan rumah, bakal menjumpai tanaman yang bisa membantu mengatasi masalah kesehatan kita.

Salah satunya adalah rumput teki. Di Cina dan India, rumput yang satu ini dikenal dalampengobatan mereka.

Kandungan Zat Umbi Rumput Teki.










Tanaman ini termasuk dalam familia Cyperacceae dengan nama latin Cyperus rotundus.
Bagian dari rumput teki yang bisa digunakan sebagai obat adalah umbinya yang mengandung:



  • Alkaloid.
  • Flavonoid.
  • Sineol.
  • Pinen.
  • Siperon.
  • Rotunal.
  • Siperenon.
  • Siperol.

Sifat kimiawi dan efek farmakologis rumput teki adalah rasa pedas, sedikit pahit dan manis.
Beberapa khasiat dari rumput teki adalah:
Menormalkan siklus haid.
Menghilangkan rasa sakit.
Sebagai obat penenang.
Mengatasi demam.
Mengobati gangguan saluran pencernaan.
Pemakaian umbi teki sebanyak 6-8 gram,baik secara tunggal maupun dalam kombinasi dengan tanaman lain dapat mengatasi ketidakteraturan haid dan meringankan gejala yang timbul karena sindroma haid seperti rasa nyeri, pusing dan mual.

Beberapa Negara Menggunakan Rumput Teki Sebagai Obat.
Dalam pengobatan Ayurdeva di India, selain mengatasi haid yang tidak teratur, teki juga banyak dipakai untuk mengatasi demam dan gangguan saluran pencernaan.
Oleh masyarakat Indian, umbi segar teki diguinakan sebagai pilis perangsang ASI, sementara di Vietnam dipakai untuk menghentikan pendarahan rahim.

Umbi yang diramu dengan daun pegagan dan umbi alang-alang digunakan untuk melancarkan buang air kecil.
Tepung umbi teki sering digunakan oleh masyarakat Tripoli sebagai bedak dingin dengan aroma yang khas berbau menthol. Dengan bau yang khas tersebut, ternyata juga berefek sebagai pengusir serangga dan nyamuk hingga sering dipakai sebagai bedak anti nyamuk.

Dalam ramuan tradisional Indonesia, teki digunakan dalam bentuk campuran yaitu dengan rebusan umbi teki bersama dengan rimpang jahe.
Air rebusan itu diminum untuk mengatasi nyeri haid, mengatasi kejang perut dan pelancar air seni.

Beberapa contoh resep rumput teki sebagai obat:
Kulit Biru Terbentur.
Caranya:
Rumput teki segar dicuci bersih kemudian digiling, selanjutnya ditempelkan pada bagian yang sakit.

Radang Kuku.
Caranya:
Umbi rumput teki dan biji kenari ditumbuk hingga halus, kemudian bungkus dengan daun.
Panaskan, lalu tempelkan di kuku yang sakit, atau langsung dibalutkan.

Nyeri Lambung.
Caranya:
Bahan: 30 gram umbi teki dan 15 gram lengkuas.
Caranya:
Bahan tersebut dikeringkan lalu digiling hingga menjadi bubuk.
Ambil 3 gram, seduh dengan air panas secukupnya lalu diminum selagi hangat.
Lakukan hal ini 2 kali sehari.

Busung atau Bengkak.
Bahan: 10 gram rumput teki.
Caranya:
Bahan dicuci bersih dan digiling halus kemudian seduh dengan 150 cc air panas, saring, tambahkan madu lalu diminum airnya.
Lakukan 2 kali sehari.

Haid Tidak Teratur.
Bahan: 10 gram rumput teki.
Caranya:
Rebus bahan dengan 400 cc air hingga tersisi 200 cc, saring dan minum airnya.

Keputihan.
Bahan: 10 gram umbi rumput teki kering, 15 gram kulit delima kering.
Caranya:
Semua bahan direbus dengan 500 cc air hingga tersisi 200 cc, lalu saring dan airnya diminum.

Memperlancar Buang Air.
Bahan: 10 gram umbi rumput teki kering, 60 gram akar alang-alang.
Caranya:
Semua bahan direbus dengan 600 cc air hingga tersisi 300 cc, kemudian saring dan airnya diminum.

Kencing Batu.
Bahan: 10 gram umbi rumput teki kering, 4 lembar daun alpukat, 30 gram keji beling dan gula aren secukupnya.
Caranya:
Rebus semua bahan dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc.
Saring dan minum airnya 2 kali sehari dengan setiap minum 150 cc.

Sakit Gigi.
Bahan: 6 gram umbi rumput teki.
Caranya:
Haluskan bahan, lalu seduh dengan 200 cc air panas, tambahkan madu, kemudian minum airnya.

sumber:http://obatsakit2011.blogspot.com

Senin, 27 Februari 2012

Teknologi Pembuatan Silase Jagung Untuk Pakan Sapi Potong





 
Pemanfaatan sumber daya pertanian tanaman pangan dalam bentuk limbah sebagai sumber pakan ternak merupakan langkah effisiensi mengatasi kekurangan produksi rumput. Limbah pertanian termasuk sumber hijauan in-situ yakni tersedia dalam jumlah melimpah dan mudah diperoleh. Sebagian besar limbah pertanian dapat dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak sapi. Dari bermacam-macam limbah pertanian yang mempunyai potensi besar sebagai sumber hijauan adalah jerami jagung. 

Jerami jagung merupakan hasil ikutan bertanam jagung dengan tingkat produksi mencapai 4-5 ton/ha. Kandungan nutrisi jerami jagung diantaranya protein 5,56%, serat kasar 33,58%, lemak kasar 1,25, abu 7,28 dan BETN 52,32%. Dengan demikian, karakterisitik jerami jagung sebagai pakan ternak tergolong hijauan bermutu rendah dan penggunaannya dalam bentuk segar tidak menguntungkan secara ekonomis. Selain itu, jerami jagung memiliki kandungan serat kasar tinggi sehingga daya cernanya rendah. 

Kualitas jerami jagung sebagai pakan ternak dapat ditingkatkan dengan teknologi silase yaitu proses fermentasi yang dibantu jasad renik dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen). Teknologi silase dapat mengubah jerami jagung dari sumber pakan berkualitas rendah menjadi pakan berkualitas tinggi serta sumber energi bagi ternak. 

Bangunan Dan Peralatan 

Tempat pembuatan silase jagung disebut Silo. Bentuk silo berupa bangunan berbentuk silinder atau bunker yang dapat ditutup rapat. Cara lain pembuatan silase yaitu dengan membuat lubang seperti sumur yang diberi alas plastik. Selain itu dapat juga digunakan drum yang terbuat dari plastik. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan silase antara lain alat pencacah hijauan, plastik atau bahan lain yang kedap udara. 

Bahan Baku 

Pembuatan Silase Bahan baku utama yaitu jerami jagung 1 ton (kadar air 60-70%) sedangkan bahan pencampur terdiri dari urea 2,5 kg, gula saka/molases 4 kg dan dedak halus 5 kg. 

Proses Pembuatan Silase Jagung 

Proses pembuatan silase dilaksankan beberapa tahap yaitu tahap fermentasi, pengeringan dan penyimpanan. 
  1. Tahap Fermentasi 
  • Jerami jagung yang telah dilayukan kadar air 60-70% dipotong-potong 3-5 cm 
  • Gula tebu dilarutkan dengan 12 liter air dengan cara diaduk atau direbus 
  • Jerami jagung yang telah dipotong dimasukkan kedalam tempat pembuatan dengan cara ditumpuk dan dipadatkan 
  • Pemberian urea, dedak halus dan larutan gula tebu dilakukan secara bertahap dan berlapis. 
  • Setiap ketebalan tumpukan berkisar 20 cm urea, dedak dan larutan gula tebu ditaburkan dan disiram secara merata. Demikian seterusnya sampai proses penumpukan selesai. 
  • Tumpukan kemudian ditutup rapat dengan menggunakan plastik atau bahan kedap udara dan tidak rembes air lalu diberikan beban diatasnya dengan menggunakan ban bekas atau karung berisi pasir 
  • Selama proses fermentasi tumpukan tidak perlu dibalik dan lindungi dari hujan dan sinar matahari langsung 
  • Proses pembuatan silase akan selesai 21 hari setelah proses penutupan. 
 2.  Tahap pengeringan

  • Tumpukan silase yang telah mengalami proses fermentasi, dikeringkan disinar matahari dan diangin-anginkan sehingga cukup kering sebelum disimpan pada gudang penyimpanan 
  • Setelah kering silase jerami jagung dapat diberikan pada sapi sebagai pakan substitusi rumput segar 
Ciri-ciri Silase Yang Baik 

Silase jagung berkualitas baik bila proses pembuatan dilakukan secara tepat dan benar. Ciri-ciri silase yang baik adalah :
  • Berbau harum agak kemanis-manisan 
  • Tidak berjamur 
  • Tidak menggumpal 
  • Berwarna kehijau-hijauan 
  • pH berkisar antara 4 sampai 4,5 
Keunggulan 

1. Mempunyai daya tahan simpan 
2. Menghemat waktu penyediaan hijauan makanan ternak 
3. Mengurangi polusi 
4. Disukai ternak 

Analisa Ekonomi 

Pemberian silase jagung sebanyak 3% kebutuhan bahan kering ditambah konsentrat 1% berat badan meningkatkatan berat badan sapi 0,8 kg/ekor/hari atau setara dengan penghasilan Rp. 18.000/ekor/hari.
sumber: bptp sumbar

Kamis, 03 November 2011

TEKNOLOGI PENGOLAHAN BAHAN PANGAN


DENDENG DAGING KELINCI
Daging kelinci mirip dengan daging ayam yakni berserat halus, lunak, dan berwarna putih. Kandungan proteinnya relatif sama dengan hewan lainnya. Kelebihan daging kelinci adalah memiliki kandungan lemak yang tidak begitu tinggi dan tulangnya relatif sedikit. Rendemen (berat bersih dibandingkan dengan berat kotor) daging kelinci lebih besar daripada daging ayam, yakni sekitar 75,5% karena tulang kelinci mempunyai struktur yang sangat tipis dan ringan.Sampai saat ini variasi makanan daging kelinci masih sangat terbatas. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha diversifikasi pengolahannya untuk meningkatkan selera konsumen daging kelinci. Salah satu bentuk pengolahan diversifikasi tersebut adalah membuat dendeng daging kelinci. Dendeng daging kelinci memiliki rasa yang lezat dan gizi yang cukup tinggi.
Bahan Baku
Bahan: Daging kelinci
Bumbu tambahan(% dari berat daging kelinci):
a. gula merah 30%
b. bawang merah 5%
c. bawang putih 2%
d. ketumbar 5%
e. lengkuas 1%
f. Lada 0,05%
g. garam dapur 2%
h. natrium nitrat 0,02%
Peralatan
- Pisau- Alat penggiling daging
- Alat penhalus bumbu
- Alat pengering
Cara Pembuatan
Cara 1- Bersihkan daging kelinci, setelah itu iris tipis-tipis (± 3mm - 5mm) melebar.
- Haluskan semua bumbu, lalu daging dilumuri bumbu tersebut hingga merata.
- Selanjutnya daging dijemur sampai kering.
Cara 2
- Daging kelinci dicuci hingga bersih dan digiling sampai halus.
- Haluskan juga bumbu, lalu dicampur dengan daging hingga merata.
- Daging giling dicetak tipis setebal 2 - 4 mm.
- Selanjutnya, daging dijemur hingga kering (± 6 hari).
sumber : www.iptek.net.id

Kamis, 29 September 2011

MERACIK PAKAN KELINCI BERNUTRISI



Sukarto Nio berjibaku menghasilkan pakan sendiri untuk ternak kelincinya yang mencapai 800 ekor. Tak ada pilihan bagi lelaki berwajah oriental ini untuk menyiasati biaya pakan yang mencapai 80 % dalam produksi kelinci. “Kalau terus menerus mengandalkanpembelian pakan bisa bikin kantong cekak,” katanya.
Karto demikian sapaannya mengaku, awalnya dia hanya pelihara kelinci 1–2 ekor sehingga tak ada masalah jika harus membeli pakan. Tapikarena populasi kelincinya kian banyak maka otomatis kebutuhan pakan juga meningkat.Kondisi ini lah yang memaksa pria yang hobi pelihara kelinci karena menyukai bentuk atau penampilan fisik binatang berkuping panjang itu akhirnya membuat pakan  sendiri demi memenuhi kebutuhan konsumsi kelinci peliharaannya.
Di lain pihak, pemilik pabrik pakan Indofeed, Ir. Idris P. Siregar menyebutkan,  kelinci yang diberikan hijauan seperti rumput saja kurang mendapatkan nutrisi yang sesuai. Ia pun menyayangkan kebiasaan masyarakat pada umumnya yang memberikan pakan hanya sebatas hijauan seperti wortel sehingga kebutuhan nutrisi binatang berkuping panjang ini tak terpenuhi.
Nutrisi yang Sesuai
Idris menekankan komposisi bahan baku bernutrisi yang diperlukan oleh kelinci jangan sampai dikurangi meskiharga bahan baku pakan semakin tinggi. Karena menurutnya pakan komplituntuk kelinciitu harus mengandung zat-zat makanan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,dan vitamin. Senadadengan pendapat itu, Nofri Sahmedi Marketing ProdukPT Citra Ina  Feedmill mengimbuhi, kandungan nutrisi tersebut  harus disesuaikan dengan kebutuhan hidupnya, apakah untuk kelinci pedaging, kelinci hias atau untuk kelinci penelitian.
Sementara Karto yang sejakawal memelihara kelinci hias selalu memerhatikan kebutuhan unsur Serat Kasar (SK) untuk kelincinya.  Karena itu Kartopun memasukkan kandungan SK dalam pakan buatannya sebesar 15 –16%. Sedangkan, kebutuhan protein yang sesuai sebesar 18–20%.  “Kelinci hias tidak perlu badan yang besar, yang terpenting proposional, ” jelasnya. Diungkapkan Nio, kebutuhan serat kasar dalam pakan buatannya diperoleh dari daun tebu. Menurutnya daun tebu masih terbilang mudah diperoleh.
Disisi lainIdris menjelaskan soal kebutuhan nutrisi untuk kelinci pedaging. Dalam hal ini kandungan nutrisi penghasil kalori seperti hijauannya harus lebih tinggi, yaitu berkisar 16 % dengan TDN (Total Digestible Nutrient)  diatas 70 %.  Selain itu Nofri menambahkan ,didalam pakan komplit dengan kualitas tinggi juga harus ditambah imbuhan lainnya seperti vitamin A, D, E, K.
Bukan Pemilih Pakan
Dan yang tak kalah penting dalam budidaya kelinci, lanjut Idris, adalah pemberian pakan. Menurutnya  tingkat konsumsi pakani deal yang dibutuhkan kelinci adalah 100 – 200 gram per ekor perhari. Bentuk fisik pakan tidak berpengaruh terhadap tingkat kesukaan kelinci.
(Sumber : http://www.trobos.com/show_article.php?rid=8&aid=2961)

PENGOLAHAN BAHAN PAKAN TERNAK



Keterbatasan pakan dan ketidak pastian tatalaksana pakan merupakan salah satu faktor kelemahan sistem produksi peternakan, hal ini dapat diatasi bila potensi pertanian maupun limbahnya ikut dipertimbangkan dalam usaha peternakan. Asalkan kita tahu secara tepat nilai guna, daya guna, teknologi pengolahan dan sistem pengolahan yang tepat agar lebih bermanfaat.

Secara garis besar bahan pakan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pakan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pakan asal hewan (hewani). Bahan pakan nabati adalah bahan pakan yang berasal dari tanaman. Bahan pakan hewani adalah bahan pakan yang berasal dari hewan atau ikutannya. Kedua bahan pakan ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan penanganan dan pengolahan yang berbeda pula.

Bahan pakan nabati seperti kedelai, jagung, dedak, gandum, hijauan (rumput gajah, rumput raja dll), leguminosa (daun lamtoro, daun turi dll), bungkil kelapa, bungkil kedelai, kacang-kacangan, singkong/ketela pohon dan lain-lain. Bahan pakan hewani meliputi seperti ikan runcah, tepung ikan, tepung tulang, tepung kerang, meat bone meal, tepung darah, tepung bekicot, tepung udang dan lain-lain.

Bahan pakan hewani memiliki karakteristik yang membedakan dengan bahan pakan nabati, yaitu:
1. Daya simpan rendah
2. Bersifat lunak dan lembek
3. Karakteristik dari masing-masing bahan pakan hewani tidak bisa digeneralisasi (disamaratakan)
4. Bahan pakan hewani pada umumnya merupakan sumber protein dan lemak, sedangkan bahan pakan sumber nabati merupakan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, lemak dan protein.


Berdasarkan hal diatas maka pengolahan menjadi penting. Pengolahan penting karena dapat memperpanjang masa simpan, meningkatkan daya tahan, meningkatkan kualitas, nilai tambah dan sebagai sarana diversifikasi (penganekaragaman) prodak. Sehingga prodak menjadi memiliki daya ekonomi yang lebih setelah mendapatkan sentuhan teknologi pengolahan pakan. Dibawah ini adalah beberapa contoh jenis pengolahan pakan:
1. Amoniasi
  Pengertian amoniasi itu sendiri adalah cara pengolahan pakan secara kimia menggunakan amoniak (NH3), yang mana dosis amoniak yang biasa digunakan secara optimal adalah 4 – 6 % NH3 dari berat kering jerami. Tujuan pembuatan amoniasi adalah untuk meningkatkan daya cerna dari bahan pakan berserat sekaligus meningkatkan kadar N (proteinnya).

Jerami merupakan salah satu limbah atau bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan amoniasi, yang mana pengertian jerami itu sendiri adalah bagian dari batang tumbuhan tanpa akar yang tertinggal setelah dipanen butir buahnya. Namun sebagian besar para peternak jarang memanfaatkan jerami padi, kebanyakan dari para peternak biasanya langsung membakar jerami padi setelah pemanenan berlangsung. Selain alasan tersebut para peternak jarang menggunakan jerami dikarenakan jerami memiliki kandungan nutrisi yang rendah dan sulit dicerna oleh ternak. Jika jerami langsung diberikan kepada ternak tanpa melalui proses pengolahan, maka jerami ini akan tergolong sebagai makanan ternak yang berkualitas rendah.

Kandungan gizi jerami padi adalah protein kasar 4,5 %, serat kasar 35 %, lemak kasar 1,55 %, abu 16,5 %, kalsium 0,19 %, fosfor 0,1 %, energi TDN (Total Digestible Nutrients) 43 %, energi DE (Digestible Energ y) 1,9 kkal/kg, dan lignin yang sangat tinggi 7%. Agar meningkatkan kadar nutrisi dan meningkatkan kecernaan nya sehingga bisa lebih berdaya guna sebagai pakan ternak, jerami padi dapat diolah dengan cara amoniasi.

Metode dalam pembuatan amoniasi ada dua cara yaitu: Urea yang dilarutkan ke dalam air terlebih dahulu (cara basah) atau langsung ditaburkan pada setiap lapisan jerami yang akan diamoniasi (cara kering).

Metode atau tahapan pembuatan amoniasi secara praktis adalah sebagai berikut:
Bahan yang digunakan:
Jerami padi sebanyak 15 kg, urea 870 gram dan air 5 liter (cara basah)

Langkah pembuatan:
Sebelum membuat amoniasi, sediakan plastik dengan ketebalan 0,4 cm, sediakan timbangan, sediakan ember, alat pengaduk, dan sediakan tali untuk pengikat. Setelah peralatan disediakan kemudian siapkan jerami padi yang memiliki batang yang sangat keras, ikat dan masukkan kedalam plastik. Masukkan urea 870 gram kedalam ember dan tuangkan air sebanyak 5 liter, kemudian aduk hingga rata. Siram larutan urea tersebut kedalam kantong plastik yang telah berisi jerami sebanyak 15 kg, kemudian siram secara bertahap, merata dan bolak-balikkan jerami tersebut kemudian padatkan. Ikat kencang plastik yang pertama, hingga tak ada udara masuk dan masukkan kantong plastik yang pertama ke dalam plastik yang yang kedua. Simpan kantong plastik amoniasi tersebut di tempat yang aman. Diamkan selama 4 minggu.

Pembuatan amoniasi diatas adalah menggunakan cara basah, jika akan melakukan pembuatan amoniasi menggunakan cara kering tidak perlu penambahan air. Pemanenan amoniasi dapat dilakukan setelah kurun waktu 4 minggu berlangsung. Sebelum jerami di berikan pada ternak, jerami sebaiknya diangin-anginkan terlebih dahulu hingga bau amoniaknya hilang.

Amoniasi yang akan disimpan dalam jangka yang lama, maka jerami amoniasi tersebut harus dijemur dan dikeringkan di panas matahari selama kurang lebih satu minggu hingga kadar air mencapai 20 %. Penjemuran dilakukan dengan cara sederhana yaitu dijemur di atas pelataran semen atau tanah dengan ketebalan 10 cm. Bila jerami tersebut sudah dijemur dan kering maka dapat disimpan di bawah atap dan tahan 6 bulan sampai satu tahun tanpa adanya penurunan kualitas.
2. Hay
 
- dibuat karena hijauan sedang surplus
- dibuat untuk dimanfaat di musim kemarau (atau dingin)
- tanaman dipotong sebelum masa berbunga, untuk kemudian dikeringkan
- dilakukan dengan cara pengiringan yang cepat
- menggunakan cahaya matahari yang minimal
- dikeringkan diatas para – para yg diberi atap.
- hijauan yg dikeringkan harus sering dibolak balik
- dalam proses pemubuatan hay, hijauan harus dihindari dari terkena air hujan.

3. Fermentasi
  Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik.


Selain amoniasi, hay dan fermentasi sebagai jenis pengolahan pakan, masih banyak jenis pengolahan pakan lainnya seperti silase, urea molases multinutrient blok (UMMB) dan lainnya.

Pengolahan limbah pertanian berupa jerami yang menjadi makanan ternak, harus disosialisasikan agar penggunaannya dapat dilakukan oleh masyarakat secara luas. Penggunaan teknologi amoniasi dapat memberdayakan sumber daya lokal dan menghindari ketergantungan impor pakan ternak. Pakanan ternak yang selalu tersedia sepanjang waktu dengan diiringi sistem pemeliharaan terpadu akan menciptakan sektor peternakan yang tangguh dan berkelanjutan.


Sumber : http://ditjennak.deptan.go.id/

Sabtu, 03 September 2011


VIMA-1, varietas unggul kacang hijau genjah hasil pemulia Balitkabi

 VIMA-1, Varietas Unggul Kacang Hijau Genjah


Setelah empat tahun, Departemen Pertanian kembali merilis varietas unggul kacang hijau. Varietas yang diberi nama Vima-1 melalui SK Nomor 833/Kpts/SR.120/6/2008 tanggal 24-6-2008. Varietas kacang hijau hasil rakitan Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) Malang ini diperoleh melalui persilangan buatan dari tetua jantan VC 1973A dan tetua betina 2750A dan seleksi sistematis hingga diperoleh galur MMC 157d Kp-1 yang mempuyai sifat umur genjah dan tahan penyakit embun tepung.
Berbeda dengan varietas kutilang –varietas terakhir yang dilepas pada tahun 2004– yang berbiji hijau mengkilat, maka galur MMC 157d Kp-1 yang kemudian diberi nama Vima-1 (akronim dari Vigna sinensis – Malang) ini berkulit biji kusam. Sejumlah kelebihan dimiliki oleh Vima -1 ini.Dari sisi budi daya, varietas ini memiliki keunggulan, yakni hasil cukup tinggi, umur yang genjah, dan tahan penyakit embun tepung. Tandan polong Vima-1 yang seluruhnya berada di atas kanopi merupakan daya tarik tersendiri bagi petani, karena relatif mudah dipelihara dan dipanen.
Kualitas biji Vima-1 memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, lemak rendah, dan pati tinggi. Kulit biji yang lunak, daging biji yang cepat empuk ketika direbus, dan tekstur bubur kacang hijau yang baik sesuai dengan preferensi pengusaha makanan, khususnya bubur kacang hijau, bakpia, dan onde-onde. Sejak semula Ir. M. Anwari, MS, pemulia yang merakit varietas ini, memang berupaya memperoleh varietas unggul kacang hijau yang disukai produsen maupun konsumen.

Sumber : situs web Balitkabi